Cara Baru Mendeteksi "Alien"
Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Senin, 2 Juli 2012 | 18:02 WIB
Christopher Oze dan timnya melakukan tes serpentinisasi dalam skala laboratorium. Ia mengukur rasio hidrogen dan metana yang dihasilkan. Hasil uji ini merepresentasikan rasio hidrogen dan metana, dengan kondisi tak ada makhluk hidup.
Tahap selanjutnya, Oze mengukur rasio hidrogen dan metana secara alami, yang merepresentasikan hasil proses serupa saat ada makhluk hidup. Kedua hasil itu kemudian dibandingkan, dan ternyata terdapat perbedaan di antara kedua hasil. Jika ada kehidupan, maka kelimpahan metana lebih besar. "Cara ini memberikan momen ketika kita akhirnya menyadari bahwa metode ini bisa digunakan untuk mencari adanya kehidupan di planet lain," urai Oze seperti dikutip Discovery, Rabu (27/6/2012).
Dengan cara ini, pencarian kehidupan di Mars, misalnya, bakal bisa dilakukan dengan lebih mudah. Manusia di Bumi cukup mengirim robot dengan perangkat yang mampu menganalisis rasio hidrogen dan metana untuk mengendus adanya alien.
NASA
Gundukan pasir yang bergelombang di Kawah Herschel di Planet
Mars yang berpindah sekitar dua meter antara 3 Maret 2007 dan 1 Desember
2010. Wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) milik NASA
memperlihatkan gundukan-gundukan pasir dan gelombang pasir yang bergerak
di permukaan Mars di beberapa lokasi.
CHRISTCHURCH, KOMPAS.com
— Peneliti dari University of Cantebury menemukan cara baru untuk
mendeteksi keberadaan alien atau makhluk hidup di luar angkasa, terutama
yang berupa mikroba. Cara tersebut dikembangkan berdasarkan
pengetahuan produksi metana dan hidrogen lewat hidrolisis olivin atau serpetinisasi. Proses tersebut di Bumi terjadi saat mineral olivin
bereaksi dengan air menghasilkan serpentina di sekitar wilayah ventilasi
hidrotermal.
Christopher Oze dan timnya melakukan tes serpentinisasi dalam skala laboratorium. Ia mengukur rasio hidrogen dan metana yang dihasilkan. Hasil uji ini merepresentasikan rasio hidrogen dan metana, dengan kondisi tak ada makhluk hidup.
Tahap selanjutnya, Oze mengukur rasio hidrogen dan metana secara alami, yang merepresentasikan hasil proses serupa saat ada makhluk hidup. Kedua hasil itu kemudian dibandingkan, dan ternyata terdapat perbedaan di antara kedua hasil. Jika ada kehidupan, maka kelimpahan metana lebih besar. "Cara ini memberikan momen ketika kita akhirnya menyadari bahwa metode ini bisa digunakan untuk mencari adanya kehidupan di planet lain," urai Oze seperti dikutip Discovery, Rabu (27/6/2012).
Dengan cara ini, pencarian kehidupan di Mars, misalnya, bakal bisa dilakukan dengan lebih mudah. Manusia di Bumi cukup mengirim robot dengan perangkat yang mampu menganalisis rasio hidrogen dan metana untuk mengendus adanya alien.
Sumber :
DISCOVERY
Editor :
Laksono Hari W.
Komentar
Posting Komentar