Interferometer
Bab VI. Interferensi dan
Difraksi
A. Interferometer
Pembelahan Amplitudo
Suatu interferometer yaitu piranti yang
menggunkan rumbai interferensi untuk membuat pengukuran jarak secara tepat. Interferometer pembelah amplitudo terdapat dua jenis, yaitu Interferometer Michelson, dan Interferometer Febry Perot.
1. Interferometer
Michelson
Prinsip kerja dari interferometer
Young di tunjukkan pada gambar 6.6. gelombang cahaya dari sumber S jatuh pada
cermin pemantulan sebagian C. oleh cermin C, cahaya ini sebagian dipantulkan ke
M1, dan sebagian lagi diteruskan ke M2, masing-masing
dengan intensitas yang sama.
Gambar 6.6
Interferometer Michelson
Interferometer Michelson
Prisma berfungsi untuk menyamakan
lintasan optic apabila M1 dan M2 berjarak yang sama dari
C, dan disebut dengan kompensator. Carmin M1 dapat digeser-geser
untuk merubah perbedaan lintasan antara kedua sinar. Jadio pada interferometer
ini, sumber sekudernya dalah berupa bekas sinar dari cermin M1 dan
berkas sinar dair bayangan M2 oleh bidang cermin pantulan sebagian C
(yakni M2’)
Bekas sinar dari M1 dan M2
ini menuju layar dan berinterferensi. Bila jarak antara M1 dan M2’
dinyatakan dengan d, maka beda fasenya dalah 2 k d.
Dengan merubah-ubah jarak d, yaknio dengan menggeser-geser M1 mendekati
atau menjauhi M2 ‘, maka pola interferensi lingkaran gelap
terangpada layar akan berubah ubah pula.
Dari pusat layar akan terjadi terang
(intensitas maksimum) bila:
2 k d
= 2 nπ ............................(6.2.4)
Dan
akan terjadi gelap (intensitas minimum) bila:
2 k d
= 2 (n + 1) π ...................(6.2.5)
Dengan
n = 0, ± 1, ± 2,…
2. Interferometer Febry
Perot
Pada interferensi ini pembelahan
intesitas berkas gelombang dilakukan melalui pemantulan ganda (multiple
reflections), pada dua keping cermin pantul sebagian C1 dan C2 yang
indentik dan dipasang sejajar. Diantara kedua keping cermin tersebut biasa
diselipkan medium lain dengan indeks bias n, seperti pada gambar (6.7). berkas
sinar yang datang pada cermin C1, sebagian dipntulkan, dan ebagaian
lagi diteruskan. Berkas sinar yang diteruskn oleh cermin C2 sebagian
dipantulkan lagi, dan sebagian dipantulkan ketitik P yang jauh. Seterusnya
berkas sinar diantara kedua cermin C1 dan C2 mengalami
beberapa kali pemantulan dan pembiasan. Pola interferensi merupakan perpaduan
dari berkas-berkas sinar di titik P, yang berasal dari pembiasan oleh cermin C2
Perbedaan jarak lintasan antara
berkas-berkas yang berdampingan yang keluar dari cermin C2 adalah:
Δr = 2 d ...........................(6.26)
Δr = 2 d cos θ .................................................(6.27)
Dan
beda fasenya adalah:
φ
= k Δr
....................................................................(6.28)
φ
= 2 k d cos θ ..........................................................(6.29)
hasil
super posisi linier dari semua berkas di titik P adalah:
E
= T2 E0 + R2 T2 E0 eiφ + R4
T2 E0 e2iφ + ΛΛ ............(6.30.a)
E
= T2 E0 ..................(6.30.b)
E
= E0
.............................................................(6.30.c)
Gambar 6.7
Pemantulan ganda pada interferometer Febry Perot
Pemantulan ganda pada interferometer Febry Perot
Dengan R dan T masing-masing koefisien pantul dan koefisien bias.
Intensitasnya
adalah:
I
= .....................................................(6.31)
Dengan mengingat
pengertian reflektan (r) dan
transmitas (t) seperti yang sudah
dibicarakan sebelumnya,
maka persamaan (6.31) ini dapat dituliskan menjadi:
I
= ..................................(6.32)
Penyebut pada
persamaan (6.32) dapat dinyatakan dengan:
=
(1 – r eiφ) (1 – r e-iφ)
=
1 + r2 – 2r cos φ
=
(1 – r)2 + 2r (1-
cos φ)
=
(1 – r)2 ....(6.33)
Maka persamaan
(6.32) menjadi:
I
=
I =
I = .....................................(6.34)
I =
I = .....................................(6.34)
Dengan koefisien
finess (kehalusan) F:
F
=
.....................................................(6.35)
Dan
Imaks
= I0
.............................................(6.36)
Grafik persamaan
(6.34) ini ditunjukkan pada gamabar 6.8
Fungsi pada ruas kanan persamaan
(6.34), yakni -1
disebut dengan fungsi Airy, yang nilai perubahannya terhadap φ bergantung pada parameter kehalusan F. fungsi Airy ini merupakan faktor yang
menentukan pada pola interferensi Febry Perot
|
|
|||||
|
|||||
|
|
Gambar 6.8
pola intensitas interferometer Febry Perot
pola intensitas interferometer Febry Perot
Komentar
Posting Komentar